Surabaya, pens.ac.id – Dalam upaya pengembangan Program Studi dan Perguruan Tinggi Vokasi di Indonesia, Rabu (31/7), Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama dengan Asian Development Bank telah usai menggelar Focus Group Discussion (FGD). Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berkesempatan menjadi tuan rumah dari kegiatan ini. Bertempat di Ruang Miniteater Gedung Pascasarjana PENS, kegiatan diikuti oleh para Direktur dari Politeknik Negeri se-Indonesia.
Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh direktur PENS yaitu Dr. Zainal Arief, S.T., M.T. Selain itu, juga terdapat sambutan oleh Ir. Ridwan M.Sc. selaku Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi. Tema yang diusung pada FGD ini yakni “Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia”. Dihadirkan Vocational and Education Specialist, Prof. Marito Garcia. Pada Forum Direktur kali ini dilakukan diskusi mengenai isu strategis, tantangan, dan informasi terkini terkait pendidikan vokasi.
Pada penjelasannya, Prof. Garcia memaparkan materi mengenai Indonesia Vocational Higher Education Revitalization. Ia menekankan mengenai tren cyber education atau pembelajaran jarak jauh secara online dan bagaimana hal tersebut dapat sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi. Usai pemaparan materi, terdapat sesi diskusi dan sesi tanya jawab. Pada momen ini, para hadirin dengan antusias berdiskusi mengenai berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk pendidikan vokasi yang lebih baik. Selain itu, Prof. Garcia juga memberikan wawasan mengenai sistem pendidikan vokasi di Amerika Serikat.
Selanjutnya, seluruh partisipan melakukan campus tour dengan mengunjungi beberapa laboratorium, antara lain Laboratorium Motion Capture, Laboratorium Pendidikan Jarak Jauh, serta Laboratorium Intelligent Mechatronics & Industrial Automation. “Ada ketertarikan dari Pemerintah dan Politeknik untuk menggunakan teknologi pendidikan jarak jauh. Yang pertama utnuk meningkatkan kualitas pembelajaran, lalu yang kedua adalah untuk meningkatkan akses oleh mereka yang berlokasi sangat jauh dari daerah perkotaan di Indonesia. Jadi, semua orang dari manapun dpat belajar tentang tren dan teknologi baru di dunia,” tukas Prof. Garcia. Dengan adanya FGD ini, diharapkan dapat memunculkan ide ataupun inovasi untuk mewujudkan sistem pendidikan vokasi yang lebih baik di indonesia, sehingga juga dapat berdampak pada kualitas dari lulusan institusi vokasi yang lebih baik.