Bandung, pens.ac.id – Sebagai wadah mengasah kreativitas mahasiswa untuk membantu masyarakat dengan inovasi teknologi, Senin (29/7-10/8), telah usai dihelat Creativity Station yang bertempat di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Bandung. Penyelenggaraan kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Pusan National University (PNU) sebagai representatif dari berbagai perguruan tinggi yang melibatkan dua Negara yakni Korea dan Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 47 peserta yang terdiri dari 24 peserta dari Universiitas yang ada di korea, sepuluh mahasiswa Telkom University (Tel-U), enam mahasiswa delegasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), lima dari perwakilan Politeknik Negeri Banyuwangi (POLIWANGI), dan dua mahasiswa Universitas Airlangga.
Penyelenggaraan Creativity Station ini, para peserta akan menganalisa permasalahan yang ada di sekitar, kemudian menyusun ide dan mengimplementasikannya dengan membuat suatu produk. Selama kegiatan berlangsung, para peserta dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai Universitas. Selain itu terdapat pula berbagai penampilan untuk mengenalkan budaya yang ada di negara masing-masing.
Pada momen ini, setiap tim juga akan saling bertukar pikiran untuk menciptakan ide dalam permasalahan yang ada di masyarakat sekitar, membuat konsep desain produk yang akan dibuat, menciptakan alat dan juga menerapkannya. Seluruh peserta pun tampak antusias dengan memberikan ide-ide yang menarik. Produk yang berhasil dibuat salah satunya yakni bernama Super Sensor, dimana alat ini mengangkat masalah yang ada pada proses whitering white tea. “Disini dapat melatih pola pikir untuk melihat permasalahan yang ada, dan kita mencari ide untuk mengatasinya. Produk yang dibuat oleh tim saya berfungsi untuk memudahkan para pekerja dalam memonitoring suhu dan juga terdapat pula alarm jika terdeteksi melebihi standar suhu yang seharusnya,” ungkap Moch. Rifki Ramadhani selaku delegasi PENS.
Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan hardskill maupun softskill mereka seperti halnya melatih kepemimpinan, berkomunikasi, serta berfikir secara sistematik.” Hal yang saya dapatkan sangat bermanfaat seperti cara bekerjasama mapun berkomunikasi dengan baik bersama mahasiswa dari negara lain. Semoga dengan kegiatan ini dapat terus berlanjut ditahun berikutnya,” imbuh Rifki.