Surabaya, pens.ac.id – Sebuah inovasi kembali diciptakan oleh Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Kali ini mereka membuat alat bernama  Fire-On-Alarm (Fi-Ona) yaitu sebuah prototipe yang mampu membedakan status kebakaran menggunakan tiga sensor, meliputi sensor asap, sensor infrared dan sensor suhu. Sistem pada Fi-Ona mampu memberi sinyal waspada dan sinyal darurat kepada pemilik gedung dan petugas pemadam kebakaran. Sinyal tersebut dikirim melalui internet sehingga mereka akan mendapatkan informasi lebih cepat dan memperkecil potensi kebakaran.

Alat ini dibuat oleh mahasiswa dari Program Studi Teknik Mekatronika yang bernama Taufik Hidayat, Agung Purwanto, dan Novaldo Riggi Setya Brillian. Inovasi ini juga merupakan salah satu karya yang lolos pendanaan dari Kemenristekdikti dan akan bertanding dalam Pimnas 2019 di Bali.

Latar belakang dibuatnya Fi-Ona adalah karena seringnya peristiwa kebakaran yang terjadi secara tiba-tiba yang tidak dapat dihindari. Fi-ona menerapkan teknologi Fuzzy Logic yaitu suatu cabang ilmu Artificial Intellegence yang membuat sistem komputer dapat meniru kecerdasan manusia yang dapat melakukan aktivitas yang dikerjakan manusia. Metode fuzzy digunakan untuk pendeteksian dan membedakan status siaga kebakaran. Memanfaatkan koneksi nirkabel untuk melakukan komunikasi antar alat yang diletakkan disudut rumah yang berjauhan antara yang satu dengan yang lain.

“Fi-Ona juga dilengkapi NodeMCU yang digunakan sebagai pengontrol tiga sensor berbasis nirkabel dengan memanfaatkan modul GSM sebagai SMS Gateway dan relay yang digunakan untuk memutus aliran listrik didalam gedung. Dengan adanya jaringan nirkabel, memungkinkan dalam satu rumah dipasang lebih dari satu alat untuk mengawasi sudut-sudut gedung yang berbeda dan proses instalasi menjadi lebih mudah dipasang, serta lebih efisien dalam penggunaan kabel,” ujar Taufik, salah satu pembuat karya.