Surabaya, pens.ac.id – Orientasikan moral dan motivasi mahasiwa, PENS menggelar Bedah Buku Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari; Pemersatu Umat Islam Indonesia. Menjadi salah satu rangkaian Dies Natalis ke-36, KH. Abdul Hakim Mahfudz yang merupakan cicit tokoh secara eksklusif membagikan cerita perjuangan yang sangat inspiratif sebagai cerminan bagi masyarakat. Kegiatan yang dibuka secara umum ini menembus total 400 orang dari berbagai daerah, seperti Jombang, Mojokerto, hingga Malang. Tak hanya berfokus pada diskusi, pembagian doorprize turut memeriahkan dan menjadi penutup pada kegiatan tersebut.

Tim Hadrah UKM Seni Islami (USI) PENS menyambut para tamu undangan lewat lantunan indahnya. Untuk menjaga ketenangan hati serta mendapatkan pahala, ayat suci Al-Qur’an dibacakan oleh Muhammad Khabib Ridwan, mahasiswa Program Studi Sistem Pembangkit Energi (SPE). Sambutan yang mengawali serangkaian kegiatan disampaikan oleh Wakil Direktur II Bidang Umum dan Keuangan, Tri Harsono, S.SI., M.Kom., Ph.D. Sebagai bentuk refleksi terhadap perkembangan zaman, PENS mengundang tokoh terkemuka yakni KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) untuk membagikan pengalamannya. “Berawal dari Bapak Zainal Arief yang menceritakan bahwa Gus Kikin mempunyai buku menarik terkait perang 10 Nopember dan pergerakan santri dalam melakukan resolusi jihad. Kemudian, isu perpecahan yang kian mampak pada saat ini dapat kita refleksikan kembali dan mengingat bahwa K.H. M. Hasyim Asy’ari dulu dengan berbagai gejolaknya bisa menghadapi, apalagi bangsa kita yang beragam. Kita harus mengedepankan kebangsaan sebagai perekat umat,” ungkap Ketua Pelaksana, Mohammad Zikky, S.ST., M..

Sebagai moderator, Dr. Abdulloh Hamid yang kerap disapa Gus Hamid ini mengulik tuntas perjuangan K.H. M. Hasyim Asy’ari. Kehadiran Gus Kikin turut mengingatkan pentingnya istiqomah dalam menyatukan Islam. Persatuan dari ragamnya latar belakang menghidupkan kembali ajaran para pendahulu demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Mahasiswa-mahasiswa sangat membutuhkan pendekatan seperti ini supaya tidak hanya perkuliahan yang berorientasi industri saja, namun dapat menjadi inovator dengan nilai moral dan hati nurani menjadi pemimpin di masyarakat. Luar biasa PENS dapat menyelenggarakan kegiatan ini, banyak tokoh-tokoh hebat yang datang dari berbagai daerah bertemu disini,” kesan salah satu peserta, Abdul Basith dari Universitas Kyai Haji Abdul Wahab Hasbullah atau Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Deanyar Jombang. Selain sebagai ajang silaturahmi, kebahagiaan para peserta terlihat ketika mendapatkan hadiah usai bertanya dalam sesi diskusi. Puluhan hadiah menarik telah disiapkan khusus untuk peserta yang mengikuti kegiatan bedah buku dari awal hingga akhir. Ditutup dengan pembacaan doa, kegiatan ini sukses mengingatkan perjuangan para pendahulu sekaligus memeriahkan Dies Natalis PENS ke-36.