Batam, pens.ac.id – Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) usai  menyelenggarakan Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) 2019. Berlangsung selama tiga hari (22-24/11) di Politeknik Negeri Batam, KMI 2019 ini diadakan sebagai ajang pameran untuk menjalin jaringan usaha, pertukaran ide-ide usaha kreatif, dan melakukan sharing dengan wirausahawan yang telah sukses. Diikuti sebanyak 105 Perguruan Tinggi se-Indonesia, tiga tim asal Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) juga turut berpartisipasi menjadi peserta dalam perhelatan ini.

Dalam kompetisi yang bertema “KolaborasiX” ini, PENS mengirimkan 11 orang yang terbagi dalam tiga tim untuk mengikuti tiga macam kategori perlombaan. Pada Kategori Produksi dan Budidaya, terdapat Tim At-Siv dengan beranggotakan Arinal Haqqo, Daffa Akmal, Redhita Annastasya Putri, dan Yusril Husni Rosyadi, yang bergelut di usaha tambak udang. Berikutnya adalah Tim Mechabot yang beranggotkan Rizqi Amaliatus Sholihati, Dimas Rayhan Widyaris, dan Rizky Hernawan. Tim ini termasuk dalam Kategori Jasa dan Perdagangan, yang membuat jasa pelatihan robot untuk anak-anak.

Selanjutnya, terdapat Tim Tutor Teknik yang termasuk dalam Kategori Industri Teknologi. Tim yang beranggotakan Frisco Nirwana Putra, Annisa Restu Kartika, Dessy Romadhona Pranata Sari, dan Eddy Eko Prasetyo ini berhasil menciptakan platform yang menghubungkan pengajar dengan murid. “Di KMI 2019 ini kita dapat berbagi pengalaman dengan kampus lain dan banyak mendapat networking, sehingga terjalin kolaborasi antar mahasiswa dalam mengembangkan usaha-usaha yang telah kita buat,” tutur Dessy Romadhona Pranata Sari, salah satu anggota tim.

Diharapkan kedepannya, melalui kegiatan ini mahasiswa Indonesia dapat termotivasi untuk menjadi entrepreneur yang kreatif di segala bidang. Selain itu, jiwa berwirausaha yang dimiliki mahasiswa dapat diimplementasikan saat lulus agar mampu membuka banyak peluang kerja dan pada akhirnya juga berdampak positif pada perekonomian bangsa. “Kedepannya usaha – usaha kita tidak berhenti karena hanya untuk mengikuti KMI saja, tetapi terus berlanjut sehingga tercipta sebuah lapangan pekerjaan baru,” imbuh Dessy.